Kamis, 12 Januari 2012

Dampak dari Manajemen Lokal


Jakarta 19 desember ditempat yang selalu sama yaitu diruangan 306 kelompok 9 melakukan presentasi. Setelah kelompok 8.
Telah terjadi perubahan besar dalam manajemen lokal di mana sumber daya sekolah dikelola dan telah dilaksanakan dengan cukup sukses, terutama karena upaya staf dan gubernur di sekolah akan otoritas pendidikan lokal (LEA). Dengan keberhasilan yang saya tidak yakin apakah tujuannya telah tercapai, namun faktanya perubahan organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan tersebut telah dicapai. Otoritas pendidikan lokal telah berhasil dalam pendanaan sekolah mereka melalui rumusan dan sebagian besar sekolah telah berupaya mengelola anggaran mereka sendiri. Manajemen lokal didukung oleh banyak kepala sekolah dan beberapa orang ingin kembali ke sistem sebelumnya.
Secara umum, adanya manajemen lokal berdampak pada kebijakan anggaran yang dilimpahkan negara kepada sebuah sekolah. Hal ini merupakan dasar untuk menumbuhkan kesadaran dan menggali sumber dana dengan membangun kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Penganggaran yang berbasis pada perencanaan dan program yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang belum seutuhnya dilaksanakan. Strategi pembiayaan yang dapat diterapkan untuk melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, harus memfokuskan pada program-program yang menjadi objek biaya, supaya efektivitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan dapat tercapai. Hal tersebut perlu dilakukan, karena ada beberapa Kepala Sekolah yang masih belum terampil dalam memetakan pembiayaan pendidikan untuk dialokasikan kedalam program yang menjadi prioritas.
Sebagian besar sekolah dapat mengelola keuangan mereka ke standar yang dibutuhkan untuk menunjukkan administrasi keuangan dan pelayanan yang baik dari pendanaan umum dan juga dapat beroperasi dalam keterbatasan anggaran mereka. Hanya sekitar 6 persen dari sekolah dasar sejauh ini yang pengeluaran lebih, dan meskipun persentase sekolah menengah yang berlebihan pengeluaran dilaporkan (Maychell 1994) telah meningkat tahun 1993-1994. Sebagian besar sekolah memiliki akumulasi cadangan, karena adanya cadangan tersebut bisa diinterpretasikan sebagai sekolah lebih hati-hati dalam pendanaan. Sekolah melakukan upaya lebih pada pendapatan tetapi masih ragu pada keuangan mereka karena adanya fluktuasi anggaran, terutama untuk perubahan yang berhubungan dengan murid. Cadangan telah mengumpulkan satu jawaban untuk ini. Perkembangan lain yang signifikan adalah meningkatnya guru honorer yang saat ini mungkin terdapat sekitar 10 persen guru kontrak sementara.
Efisiensi biaya adalah salah satu yang paling membuktikan bahwa manajemen lokal telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam oleh pemerintah. Dalam meneliti proses pengambilan keputusan di studi kasus sekolah, saya menyimpulkan bahwa sekolah berpikir lebih hati-hati tentang tujuan pendidikan, tujuan mereka dan bagaimana cara terbaik untuk mencapai sumber daya yang tersedia sebelum penganggaran didelegasikan. Kepala sekolah bisa membenarkan keseluruh keputusan anggaran mereka selama masih berkaitan dengan tujuan  sekolah dan memberikan contoh kebijakan yang diambil untuk meningkatkan efisiensi biaya. Anggaran manajer di sekolah-sekolah itu merupakan tanggung jawab mereka untuk akuntabilitas publik untuk penggunaan sumber daya yang sekarang telah menjadi lebih transparan dan diberi perhatian yang lebih besar melalui proses penganggaran. Ketika pilihan alokasi sumber daya diperiksa.
Strategi pembiayaan yang dapat diterapkan untuk melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, harus memfokuskan pada program-program yang menjadi objek biaya, supaya efektivitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan dapat tercapai. Hal tersebut perlu dilakukan, karena ada beberapa Kepala Sekolah yang masih belum terampil dalam memetakan pembiayaan pendidikan untuk dialokasikan kedalam program yang menjadi prioritas. Sekolah mengalami fluktuasi anggaran dari dua sumber utama: yang utama adalah perubahan jumlah murid, diikuti oleh perubahan dalam anggaran sekolah yang dikumpulkan di LEA yang rentan terhadap pemotongan pemerintah pusat untuk belanja standar penilaian otoritas (SSA).
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan, yaitu: Pertama, dana yang dialokasikan kedalam program-program yang menjadi prioritas, dan kemampuan mengajar tenaga pendidik, mengakomodasi atau memfasilitasi peningkatan hasil belajar siswa agar sesuai dengan kebutuhan belajarnya, Kedua, peningkatan kemampuan dan keterampilan Kepala Sekolah dalam mengelola pembiayaan pendidikan, untuk memanfaatkan dana yang dialokasikan pada program prioritas, sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Ketiga, kejelasan pendistribusian dana untuk membiayai program-program yang menjadi prioritas. Keempat perencanaan pembiayaan pendidikan atau penganggaran yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, memfokuskan pada memilih program prioritas yang paling utama untuk dibiayai dalam mendukung peningkatan proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar