Jakarta 19 desember ditempat yang
selalu sama yaitu diruangan 306 kelompok 9 melakukan presentasi. Setelah
kelompok 8.
Telah terjadi perubahan besar dalam
manajemen lokal di mana sumber daya sekolah dikelola dan telah dilaksanakan
dengan cukup sukses, terutama karena upaya staf dan gubernur di sekolah akan
otoritas pendidikan lokal (LEA). Dengan keberhasilan yang saya tidak yakin
apakah tujuannya telah tercapai, namun faktanya perubahan organisasi yang
diperlukan untuk melaksanakan kebijakan tersebut telah dicapai. Otoritas
pendidikan lokal telah berhasil dalam pendanaan sekolah mereka melalui rumusan
dan sebagian besar sekolah telah berupaya mengelola anggaran mereka sendiri.
Manajemen lokal didukung oleh banyak kepala sekolah dan beberapa orang ingin
kembali ke sistem sebelumnya.
Secara umum, adanya manajemen lokal
berdampak pada kebijakan anggaran yang dilimpahkan negara kepada sebuah
sekolah. Hal ini merupakan dasar untuk menumbuhkan kesadaran dan menggali
sumber dana dengan membangun kerjasama antara pemerintah dan masyarakat agar
proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program yang telah
ditetapkan. Penganggaran yang berbasis pada perencanaan dan program yang sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
belum seutuhnya dilaksanakan. Strategi pembiayaan yang dapat diterapkan untuk
melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,
harus memfokuskan pada program-program yang menjadi objek biaya, supaya
efektivitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan dapat tercapai. Hal tersebut
perlu dilakukan, karena ada beberapa Kepala Sekolah yang masih belum terampil
dalam memetakan pembiayaan pendidikan untuk dialokasikan kedalam program yang
menjadi prioritas.
Sebagian besar sekolah dapat
mengelola keuangan mereka ke standar yang dibutuhkan untuk menunjukkan
administrasi keuangan dan pelayanan yang baik dari pendanaan umum dan juga
dapat beroperasi dalam keterbatasan anggaran mereka. Hanya sekitar 6 persen
dari sekolah dasar sejauh ini yang pengeluaran lebih, dan meskipun persentase
sekolah menengah yang berlebihan pengeluaran dilaporkan (Maychell 1994) telah
meningkat tahun 1993-1994. Sebagian besar sekolah memiliki akumulasi cadangan,
karena adanya cadangan tersebut bisa diinterpretasikan sebagai sekolah lebih
hati-hati dalam pendanaan. Sekolah melakukan upaya lebih pada pendapatan tetapi
masih ragu pada keuangan mereka karena adanya fluktuasi anggaran, terutama
untuk perubahan yang berhubungan dengan murid. Cadangan telah mengumpulkan satu
jawaban untuk ini. Perkembangan lain yang signifikan adalah meningkatnya guru
honorer yang saat ini mungkin terdapat sekitar 10 persen guru kontrak
sementara.
Efisiensi biaya adalah salah satu
yang paling membuktikan bahwa manajemen lokal telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam oleh pemerintah. Dalam meneliti proses pengambilan
keputusan di studi kasus sekolah, saya menyimpulkan bahwa sekolah berpikir
lebih hati-hati tentang tujuan pendidikan, tujuan mereka dan bagaimana cara
terbaik untuk mencapai sumber daya yang tersedia sebelum penganggaran
didelegasikan. Kepala sekolah bisa membenarkan keseluruh keputusan anggaran
mereka selama masih berkaitan dengan tujuan sekolah dan memberikan contoh
kebijakan yang diambil untuk meningkatkan efisiensi biaya. Anggaran manajer di
sekolah-sekolah itu merupakan tanggung jawab mereka untuk akuntabilitas publik
untuk penggunaan sumber daya yang sekarang telah menjadi lebih transparan dan
diberi perhatian yang lebih besar melalui proses penganggaran. Ketika pilihan
alokasi sumber daya diperiksa.
Strategi pembiayaan yang dapat
diterapkan untuk melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa, harus memfokuskan pada program-program yang menjadi objek biaya,
supaya efektivitas dan efisiensi pembiayaan pendidikan dapat tercapai. Hal
tersebut perlu dilakukan, karena ada beberapa Kepala Sekolah yang masih belum
terampil dalam memetakan pembiayaan pendidikan untuk dialokasikan kedalam
program yang menjadi prioritas. Sekolah mengalami fluktuasi anggaran dari
dua sumber utama: yang utama adalah perubahan jumlah murid, diikuti oleh
perubahan dalam anggaran sekolah yang dikumpulkan di LEA yang rentan terhadap
pemotongan pemerintah pusat untuk belanja standar penilaian otoritas (SSA).
Berdasarkan pembahasan tersebut,
dapat ditarik kesimpulan, yaitu: Pertama, dana yang dialokasikan kedalam
program-program yang menjadi prioritas, dan kemampuan mengajar tenaga pendidik,
mengakomodasi atau memfasilitasi peningkatan hasil belajar siswa agar sesuai
dengan kebutuhan belajarnya, Kedua, peningkatan kemampuan dan keterampilan
Kepala Sekolah dalam mengelola pembiayaan pendidikan, untuk memanfaatkan dana
yang dialokasikan pada program prioritas, sehingga proses belajar mengajar
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Ketiga, kejelasan
pendistribusian dana untuk membiayai program-program yang menjadi prioritas.
Keempat perencanaan pembiayaan pendidikan atau penganggaran yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah, memfokuskan pada memilih program prioritas yang paling utama
untuk dibiayai dalam mendukung peningkatan proses belajar yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.